Dugaan
Penyimpangan Manajemen Adam Air
Salah
satu pihak pemegang saham PT Adam Sky Connection Airlines atau Adam Air, yakni
PT Global Transport Service ( PT GTS ) menyatakan bahwa ada indikasi penyelewengan
keuangan oleh manajemen Adam Air. Hal ini merupakan salah satu penyebab
kesulitan keuangan yang dialami maskapai ini. “Keuangan Adam Air mulai kritis
sejak November 2007, tetapi tiap kali saya mengajak manajemen untuk rapat tidak
ditanggapi,” kata mantan Wakil Presiden Direktur (Wapresdir) Adam Air, Gustiono
Kustanto,senin 17/3/08. selain sebagai Wapresdir, Gustiono juga menjabat
sebagai Direktur Keuangan Adam Air dan salah satu Direktur GTS. Karena upaya
pembenahan keuangan tidak ditanggapi, Gustiono pun merekomendasikan GTS untuk
menarik investasi dari Adam Air. Pengacara Otman Paris Hutapea yang mewakili
GTS dan PT Bright Star Perkasa (PT BSP) pun menyangkal pemberitaan bahwa
beroperasinya Adam Air disebabkan oleh penarikan modal. “Tidak ada sedikit pun
uang yang ditarik dari Adam Air. Klien kami bahkan belum pernah menerima
dividen,” kata Hotman. Menurut dia, modal yang disetor GTS dan BSP pada 7 Maret
2007 sebesar Rp 157,5 miliar (untuk 50% saham). Perlu diketahui bahwa komposisi
saham Adam Air terdiri atas PT GTS (19%); PT BSP (31%); dan keluarga Presiden
Adam Air, Adam Suherman sebesar 50%. Sedangkan PT GTS dimiliki oleh PT Bhakti
Investama Tbk, perusahaan sekuritas yang telah “go public”. Presiden Direktur
Adam Air, Adan Suherman mengatakan, “Siapa pun dipersilahkan membuktikan bila
ada dugaan penyimpangan keuangan. Selama ini manajemen Adam Air transparan.
Buktinya ada wakil GTS yang juga menjabat direktur keuangan.”
Sebagaimana
diketahui, perusahaan penerbangan Adam Air telah beberapa kali menghadapi
musibah kecelakaan pesawat. Kini secara tiba-tiba ada berita perselisihan antar
pemegang saham dan manajemen perusahaan sehingga menyebabkan perusahaan
terancam menghentikan operasinya. Apalagi keputusan penghentian operasi penerbangan
ini bersamaan dengan masa liburan panjang sehingga tentu saja merugikan ribuan
calon penumpang yang telah memiliki tiket Adam Air tersebut. Belum lagi sekitar
3000 karyawan Adam Air akhirnya mengalami kebingungan dan nasibnya menjadi
tidak menentu.
Sumber: Kompas, Maret
2008.
Deviyanti Adwinasari
1206222534