Saturday, December 6, 2014

Tugas Manajemen Operasi

Dugaan Penyimpangan Manajemen Adam Air

Salah satu pihak pemegang saham PT Adam Sky Connection Airlines atau Adam Air, yakni PT Global Transport Service ( PT GTS ) menyatakan bahwa ada indikasi penyelewengan keuangan oleh manajemen Adam Air. Hal ini merupakan salah satu penyebab kesulitan keuangan yang dialami maskapai ini. “Keuangan Adam Air mulai kritis sejak November 2007, tetapi tiap kali saya mengajak manajemen untuk rapat tidak ditanggapi,” kata mantan Wakil Presiden Direktur (Wapresdir) Adam Air, Gustiono Kustanto,senin 17/3/08. selain sebagai Wapresdir, Gustiono juga menjabat sebagai Direktur Keuangan Adam Air dan salah satu Direktur GTS. Karena upaya pembenahan keuangan tidak ditanggapi, Gustiono pun merekomendasikan GTS untuk menarik investasi dari Adam Air. Pengacara Otman Paris Hutapea yang mewakili GTS dan PT Bright Star Perkasa (PT BSP) pun menyangkal pemberitaan bahwa beroperasinya Adam Air disebabkan oleh penarikan modal. “Tidak ada sedikit pun uang yang ditarik dari Adam Air. Klien kami bahkan belum pernah menerima dividen,” kata Hotman. Menurut dia, modal yang disetor GTS dan BSP pada 7 Maret 2007 sebesar Rp 157,5 miliar (untuk 50% saham). Perlu diketahui bahwa komposisi saham Adam Air terdiri atas PT GTS (19%); PT BSP (31%); dan keluarga Presiden Adam Air, Adam Suherman sebesar 50%. Sedangkan PT GTS dimiliki oleh PT Bhakti Investama Tbk, perusahaan sekuritas yang telah “go public”. Presiden Direktur Adam Air, Adan Suherman mengatakan, “Siapa pun dipersilahkan membuktikan bila ada dugaan penyimpangan keuangan. Selama ini manajemen Adam Air transparan. Buktinya ada wakil GTS yang juga menjabat direktur keuangan.”
                Sebagaimana diketahui, perusahaan penerbangan Adam Air telah beberapa kali menghadapi musibah kecelakaan pesawat. Kini secara tiba-tiba ada berita perselisihan antar pemegang saham dan manajemen perusahaan sehingga menyebabkan perusahaan terancam menghentikan operasinya. Apalagi keputusan penghentian operasi penerbangan ini bersamaan dengan masa liburan panjang sehingga tentu saja merugikan ribuan calon penumpang yang telah memiliki tiket Adam Air tersebut. Belum lagi sekitar 3000 karyawan Adam Air akhirnya mengalami kebingungan dan nasibnya menjadi tidak menentu.


Sumber: Kompas,  Maret 2008.


Deviyanti Adwinasari

1206222534